Riwayat Penyakit Alamiah Skip to main content

Riwayat Penyakit Alamiah


PERJALANAN PENYAKIT ALAMIAH

KESMAS COMMUNITY - Riwayat perjalanan penyakit alamiah (riwayat alamiah penyakit) merupakan proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi (campur tangan) yang dilakukan manusia dengan sengaja dan terencana. Perjalanan penyakit alamiah sebenarnya merupakan suatu ‘eksperimen’ dengan intervensi yang dilakukan oleh alam.  Eksperimen alamiah ini dapat berupa patogenik dan patogresif.

Patogenik
Pada keadaan patogenik ini, seseorang yang pada mulanya sehat menjadi sakit yang disebabkan intervensi yang dilakukan oleh alam atau oleh orang yang bersangkutan baik sengaja maupun tidak sengaja.
Contohnya intervensi yang dilakukan oleh alam adalah bencana alam, seperti banjir yang menyebabkan penyakit
Contohnya intervensi yang dilakukan oleh bersangkutan (orang yang sehat menjadi sakit) dengan tidak sengaja, misalnya A berenang, kemudian tidak sengaja tertelan air kolam, akan menyebabkan sakit.
Contohnya intervensi yang dilakukan oleh bersangkutan dengan sengaja, misalnya merokok

Patogresif
Eksperimen alamiah yang bersifat patogresif merupakan perjalanan klinis suatu penyakit. Keadaan awal pada patogresif adalah orang itu sakit dan menunjukkan gejala klinis yang diikuti perkembangannya.
Perjalanan penyakit dikembangkan mnejadi 4 tahap, yaitu
1. Tahap peka
Tahap ini meliputi orang-orang yang sehatm tetapi mempunyai factor risiko atau predisposisi untuk terkena penyakit.
2. Tahap pra-gejala (sub klinis)
Pada tahap ini telah terjadi infeksi, tetapi belum menunjukkan gejala dan masih belum terjadi gangguan fungsi organ.
Tahap ini mempunya ciri-ciri:
a. Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen penyebab penyakit masih belum Nampak
b. Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikroorganisme pathogen
c. Pada penyakit non-infeksi merupakan periode terjadinya perubahan anatomi dan histologi, misalnya terjadi aterosklerotik pada pembuluh darah koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Pada tahap ini sulit diagnose secara klinis.
3. Tahap klinis
Tahap klinis merupakan kondisi telah terjadi perubahan fungsi organ yang terkena dan mneimbulkan gejala. Untuk menemukan penderita pada tahap inirelatif tidak sulit, terutama pada penyakit yang menimbulkan gejala. Kesulitan pada tahap ini adalah karena tidak semua penyakit menimbulkan gejala yang jelas, bahkan ada yang penyakit tidak selalu menimbulkan gejala.
4. Tahap ketidakmampuan
Tahap ketidakmampuan merupakan tahap ketika telah terjadi pembatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Misalnya, gejala sisa sebagai akibat penyakit kardiovaskuler. Ketidakmampuan ini bermacam-macam terbagi dalam 3 bagain, yaitu
a. Gangguan fungsi somatic arau psikis
b. Bersifat sementara atau menetap
c. Terjadinya lama dan singkat.

PENCEGAHAN PENYAKIT
Riwayat alamiah dari penyakit memberi dasar untuk merencanakan suatu intervensi terhadap suatu penyakit.
a.         Tujuan utama intervensi
            Mencegah terjadinya suatu penyakit dan memutuskan atau menghentikan proses penyakit sedini mungkin pada seseorang atau masyarakat
b.         Tahap intervensi
            1. Promosi kesehatan
            2. Perlindungan anak
            3. Diagnosa dini dan pengobatan segera
            4. Pembatasan cacat
            5. Rehabilitasi
c.         Penyakit sebagai proses
            Pada saat agent masuk ke tubuh mnausia dan gejala mulai timbul, sampai mencapai akhir perjalanan penyakit, maka proses interaksi A-H-E (agent-host-environment) dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu
1. Tahap pre patogenesa
Terjadi pada saat interaksi ke-3 faktor A-H-E tersebut belum menimbulkan penyakit pada periode ini dihasilkan stimulus yang dapat menimbulkan penyakit.
2. Tahap patogenesa
Terjadi bila proses interaksi tersebut diatas mulai menimbulkan kelainan pada tubuh manusia dan dapat membawa akibat: sembuh, cacat, keadaan kronis, karier, atau mati.

d.         Tahap-tahap pencegahan
Dalam epidemiologi, pencegahan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1.     Pencegahan primer
Bertujuan untuk mengadakan intervensi sebelum terjadi perubahan patologis pada host, dan dilakukan pada masa pre patogenesa. Yang bersifat menjauhkan manusia dari kontak dengan agent, meningkatkan daya tahan tubuh manusia.
Contoh kegiatan pada pencegahan primer adalah promosi kesehatan dan perlindungan khusus/ spesifik
2.     Pencegahan sekunder
Bertujuan untuk menyembuhkan dan menghentikan proses penyakit, mencegah penyebaran penyakit, mencegah komplikasi penyakit, memperpendek masa disabilitas.
Contoh kegiatan pada pencegahan sekunder adalah diagnose dini dan pengobatan segera, dan pembatasan cacat/disabilitas
3.     Pencegahan tersier
Bertujuan untuk mengembalikan individu yang cacat sehingga individu tersebut dapat berguna di masyarakat dengan keadaannya yang terbatas.
Contoh kegiatan pada pencegahan tersier adalah rehabilitasi. Rehabilitasi terdiri dari 3 komponen, yaitu fisik, mental, dan sosial.

Sumber: Bahan kuliah epidemiologi semester 3

           
           

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Mortalitas Ilmu Kependudukan

MORTALITAS Makalah yang Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Dasar Ilmu Kependudukan Semester I/2017 Oleh Kelompok 2 KATA PENGANTAR             Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dasar ilmu kependudukan sesuai ketentuan yang berlaku. Adapun penyusunan makalah ini melalui proses yang cukup singkat, yaitu sekitar 1 minggu dimulai sejak tanggal 11 Desember 2017. Makalah yang berjudul “Mortalitas” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah dasar ilmu kependudukan dan diharapkan melalui makalah ini, kami selaku penulis dapat lebih memahami kaidah bahasa Indonesia dan mampu menerapkan metode penulisan karya ilmiah dengan konsisten. Adapun isi dari makalah ini yaitu memuat materi perkuliahan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan m...

Pengertian KUDIS

KUDIS KESMAS COMMUNITY - Kudis merupakan salah satu penyakit kulit yang menular. Kudis disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau-tungau tersebut akan menggali liang untuk bersarang di bawah lapisan kulit. Daerah di sekitar sarang tersebut kemudian akan terasa sangat gatal, terutama pada malam hari, dan akhirnya membentuk ruam. Kudis biasanya memiliki masa inkubasi sekitar 30-60 hari sebelum muncul rasa gatal dan ruam. Pada anak-anak, ruam tempat tungau bersarang sering muncul pada kulit kapala, wajah, leher, telapak tangan, dan telapak kaki. Sementara para pengidap dewasa umumnya mengalami gejala ini pada sela-sela jari, ketiak, sekitar selangkangan, pergelangan tangan, siku, sekitar payudara, dan puting, telapak tangan dan kaki, bokong, serta organ intim. Tungau ini tahan terhadap air hangat serta sabun, jadi tidak bisa diberantas walau pengidap sudah menggosok tubuh sampai bersih pada saat mandi. Penularan dan Pencegahan Kudis      ...