MORTALITAS
Makalah yang Disusun untuk Melengkapi
Tugas Mata Kuliah
Dasar Ilmu Kependudukan Semester I/2017
Oleh
Kelompok 2
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dasar ilmu kependudukan sesuai ketentuan
yang berlaku. Adapun penyusunan makalah ini melalui proses yang cukup singkat,
yaitu sekitar 1 minggu dimulai sejak tanggal 11 Desember 2017.
Makalah yang berjudul
“Mortalitas” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah dasar
ilmu kependudukan dan diharapkan melalui makalah ini, kami selaku penulis dapat
lebih memahami kaidah bahasa Indonesia dan mampu menerapkan metode penulisan
karya ilmiah dengan konsisten. Adapun isi dari makalah ini yaitu memuat materi
perkuliahan.
Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan
makalah ini, khususnya kepada dosen dasar ilmu kependudukan yaitu Bapak Zainal
Abidin, MSc yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini.
Selain
itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam preoses penyusunan makalah ini, juga kepada orangtua kami semua yang
selalu senantiasa memberikan banyak dukungan.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga makalah
ini dapat memberi banyak manfaat untuk kami, maupun teman-teman semua.
Kelompok 2
DAFTAR
ISI
COVER...................................................................................................................... I
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... II
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... III
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
1.4Kerangka Teori................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN......................................................................................... 4
2.1 Pengertian Mortalitas...................................................................................... 4
2.2 Konsep Mati..................................................................................................... 5
2.3 Penyebab Kematian........................................................................................ 6
2.4 Pengukuran Mortalitas................................................................................... 6
2.4.1 CDR............................................................................................................... 7
2.4.2 IMR................................................................................................................ 9
2.4.3 MMR........................................................................................................... 10
2.4.4 ASDR........................................................................................................... 11
BAB
III PENUTUP............................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 14
3.2 Saran............................................................................................................... 14
PEMBAHASAN
SOAL ........................................................................................ 15
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu tiga
diantara komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Kedua
komponen demografi yang lainnya adalah fertilitas (kelahiran) dan migrasi.
Informasi tentang kematian sangatlah penting tidak saja bagi pemerintah
melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkicimpung dalam bidang
ekonomi dan kesehatan.
Data
kematian sangat di perlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna
perencanaan pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas
pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian
juga di perlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program
kebijaksanaan penduduk.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
judul tentang “Mortalitas”, beberapa hal yang perlu diungkap dalam peulisan ini
sebagai berikut.
1. Apa yang di maksud
dengan mortalitas?
2. Sebutkan beberapa
konsep mati?
3. Sebutkan beberapa
penyebab kematian?
4. Sebutkan macam-macam
indikator mortalitas atau tingkat kematian yang umum di pakai?
5. Sebutkan pengukuran
mortalitas?
1.3 Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
dengan permasalahan pada 1.2 diatas, penulisan tentang “Mortalitas” adalah
1. Dapat mengetahui
pengertian Mortalitas secara luas
2. Dapat memahami
konsep mati
3. Dapat mengetahui
penyebab dari kematian
4. Dapat mengetahui
macam-macam indikator mortalitas atau tingkat kematian yang umum di pakai
5. Dapat mengetahui
pengukuran mortalitas
1.4 Kerangka
Teori
Jika
dilihat dari prosesnya Ahsan,dkk (2016:4) menyatakan bahwa proses transisi
demografi pertumbuhan penduduk dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor alami
dan faktor dari luar. Faktor alamiah terjadinya suatu perubahan jumlah penduduk
adalah fertilitas (kelahiran), kematian (mortalitas), dan migrasi. Sementara
itu, faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi laju pertumbuhan pendudukan adalah
faktor yang berasal dari luar, seperti perpindahan penduduk (mobilitas),
pertumbuhan ekonomi, gaya hidup, bencana alam, dan lain-lain. Transisi
demografi meneliti apakah hal-hal yang memengaruhi fenomena pertumbuhan
penduduk tersebut.
Konsep
transisi demografi pada dasarnya mempelajari atau meneliti tentang sebab
mengapa hamper setiap Negara, baik Negara berkembnag maupun Negara maju, sama-sama
melewati fase yang hamper sama. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut.
a.Kelahiran
dan kematian tinggi
b.
Kelahiran masih tinggi dan angka kematian turun
c.
Angka kematian dan angka kelahiran sama-sama turun dan mencapai pada angka yang rendah kemudian stabil.
Secara
etimologi, pengertian mortalitas (angka kematian) adalah jumlah kematian yang
terjadi pada setiap 1000 jumlah penduduk dalam jangka waktu satu tahun.
Mortalitas memiliki sifat dalam mengurangi jumlah penduduk. Mortalitas memiliki
faktor pendorong yang menambah jumlah angka kematian (faktor pro mortalitas)
dan faktor penghambat jumlah kematian (faktor anti mortalitas).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Mortalitas
Sebelum
kita mengetahui pengertian mortalitas terlebih dahulu kita harus mengetahui
arti dari pada demografi, karena mortalitas adalah bagian dari demografi itu
sendiri. Demografi di definisikan dari bahasa yunani, dari kata demos yang
artinya rakyat ( penduduk ) dan grafein yang artinya menulis. Jadi demografi
artinya tulisan atau karangan tentang rakyat atau penduduk yang mempelajari
tentang jumlah, pesebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan –
perubahannya dan sebab – sebab perubahan
tersebut. Adapun bagian demografi, salah satunya adalah tentang mortalitas.
Mortalitas
atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan di mana saja.
Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial,
ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian
berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Mortalitas
adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada
suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan
kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5
berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas
berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki
penyakit selama periode waktu tertentu. (http://ayonfriday.blogspot.co.id/2013/04/15/mortalitas/13/12/2017)
Mortalitas (angka
kematian) adalah jumlah kematian yang terjadi pada setiap 1000 jumlah penduduk
dalam jangka waktu satu tahun.Mortalitas memiliki sifat dalam mengurangi jumlah
penduduk.Mortalitas memiliki faktor pendorong yang menambah jumlah angka kematian(fakto
pro mortalitas) dan faktor penghambat jumlah kematian (faktor anti
mortalitas),faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut:
Faktor-faktor
Pro Mortalitas
a. Adanya bencana alam yang terjadi
b. Adanya tingkat tindakan bunuh diri&pembunuhan
yang tinggi
c. Adanya peperangan
d. Adanya Kecelakaan lalu lintas
e. Adanya Penyakit
f. Adanya tingkat Kriminalitas yang tinggi dalam
suatu wilayah
g. Sanitasi lingkungan&kondisi lingkungan yang
buruk
Faktor-Faktor
Anti Mortalitas
a. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi
b. Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi
c. Sanitasi lingkungan&kondisi lingkungan yang
sudah baik
d. Adanya keamanan yang kondusif/adanya perdamaian
e. Adanya kemajuan di bidang
kesehatan&kedokteran
f. Perbaikan gizi masyarakat yang sudah baik.
g. Tingkat kriminalitas yang rendah
h. Tingkat bunuh diri yang rendah bahkan tidak ada.
i. Tidak adanya bencana alam
j. Semkin tinggi tingkat pendidikan penduduk
Mortalitas
adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu daerah. Dalam hal
ini, mortalitas terbagi atas tiga tingkatan antara lain : tingkat kematian
kasar, tingkat kematian khas umur, tingkat kematian bayi. Mortalitas ( kematian
) ini tidak bisa kita hindari seiring dengan waktu, semua makhluk hidup akan
mati.
2.2
Konsep Mati
Konsep
mati perlu di ketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan
kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan
keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan
dikawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang
kapan seseorang dikatakan mati.
Menurut
konsepnya, terdapat tiga keadaan vital, yang masing-masing saling bersifat
“mutually exclusive”, artinya keadaan yang satu tidal mungkin terjadi bersamaan
dengan salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital tersebut adalah:
a. Lahir hidup (live birth)
b. Mati (death)
c. Lahir mati (fetal death)
Mati
adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanent, yang
bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Sedangkan lahir hidup yaitu
peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa
memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil
konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut
jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot tanpa memandang apakah
tali pusat sudah dipotong atau belum. (http://ayonfriday.blogspot.co.id/2013/04/15/mortalitas/13/12/2017)
2.3
Penyebab kematian
Kematian
dewasa umumnya di sebabkan karena penyakit menular, kecelakaan atau gaya hidup
yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan
oleh penyakit sistem pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan
penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak
rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan
tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah.
Di
samping itu juga terdapat, faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang
kesehatan, gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan
merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985).
Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat
mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi
kehamilan.
2.4
Pengukuran Mortalitas
Pengukuran
mortalitas membutuhkan ketetapan dalam:
a.
Kelompok orang
yang akan diukur (dimaksudkan)
b.
Tipe peristiwa
yang akan diukur
c.
Penentuan
interval waktu
Perbedaan
pada setiap faktor dari ketiganya akan menyebabkan banyak perbedaan ukuran
kependudukan terhadap kematian. Yang penting diperhatikan dalam pengkuran
tingkat mortalitas dalah “penyebut” (denominator).
2.4.1
CDR (Crude Death Rate)
Crude Death Rate (CDR) yaitu Angka Kematian Kasar adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan
tahun tertentu di suatu wilayah tertentu. Apabila Crude Death Rate (CDR) atau
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian
yang terjadi dalam satu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini
disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai
resiko kematian yng lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Apabila Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar
adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk.
Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk
memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada satu tahun
yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka Kelahiran Kasar akan menjadi
dasarperhitungan penduduk alamiah.
Adapun untuk menentukan
tiggi rendahnya angka kematian kasar adalah
a.
Rendah
Apabila
Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar kurang dari 10.
b.
Sedang
Apabila
Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar antara 10-20.
c.
Tinggi
Apabila
Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar lebih dari 10.
Kelebihan Crude Death
Rate (CDR)
- Mudah dihitung dengan cepat, karena itu bisa
segera diinformasikan ke masyarakat
- Dapat memberi kesimpulan awal/ petunjuk
pendahuluan mengenai tingkat kematian, serta bisa juga diketahui trend-nya
- Dapat untuk menyelidiki fluktuasi kematian pada
periode waktu tertentu
- Tidak memerlukan data kematian berdasarkan
kriteria tertentu
Kelemahan Crude Death
Rate (CDR)
- Tidak menggambarkan kematian berdasarkan
kriteria / variabel tertentu
- Hasilnya merupakan angka rata-rata, sedangkan
tingkat kematian anata kelompok dalam populasi mungkin berbeda
- Kurang aman untuk tujuan komparasi /
perbandingan, sehingga harus hati-hati
Rumus Crude Death Rate
(CDR) atau Angka Kematian Kasar
CDR = D x K : P
CDR = Tingkat kematian
pada tahun tertentu x 1000 per jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Keterangan :
CDR = Tingkat kematian
kasar.
D
= Jumlah kematian pada tahun tertentu.
P
= Jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
K
= Konstanta (umumnya 1.000).
Contoh:
Pada 2013, jumlah penduduk di Sleman adalah 200.000
jiwa. Dalam periode 1 tahun telah terjadi kematian sebanyak 600 orang. Tentukan
angka kematian kasarnya di daerah tersebut.
Jawab:
CDR = (600x1000) / 200.000= 3 orang tiap seribu
penduduk
Jadi dalam setiap seribu penduduk di daerah Sleman
pada tahun 2013 telah terjadi kematian sebanyak 3 orang.
2.4.2
IMR (Infant Mortality Rate)
IMR
(Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi adalah banyaknya kematian
bayi (sebelum umur satu tahun) yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi. IMR
(Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi merupakan cara pengukuran
yang dipergunakan khusus untuk menentukan tingkat kematian bayi. IMR (Infant
Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi biasanya dijadikan indikator dalam
pengukuran kesejahteraan penduduk.
Adapun untuk menentukan
tiggi rendahnya tingkat kematian bayi adalah
a.
Rendah
Apabila
IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi kurang dari 35.
b.
Sedang
Apabila
IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi antara 35-75.
c.
Tinggi
Apabila
IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi 75-125.
d.
Sangat Tinggi
Apabila
IMR (Infant Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi lebih dari 125.
Bila
tingkat kelahiran kasar sama dengan tingkat kematian kasar akan tercapai
pertambahan penduduk sebesar 0% atau zerp population growth. Yang berarti
keadaan kependudukan di daerah tersebut tercapai sebuah keseimbangan.
Rumus IMR (Infant
Mortality Rate) atau Tingkat Kematian Bayi
IMR= (Db/Pb)x1000
Keteragan:
Db: Jumlah kematian
bayi sebelum umur satu tahun
Pb; Jumlah kelahiran
hidup dalam waktu yang sama
Contoh:
Tahun 2013 di Daerah Bantul
telah terjadi kelahiran bayi berjumlah 3000 jiwa. Dari proses kelahiran
tersebut 42 bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun. Tentukan nilai Infant
Mortality Rate daerah X.
Jawab:
IMR = (42/3.000) x 1000
= 14 bayi tiap seribu penduduk
Jadi disetiap seribu
penduduk di daerah Bantul pada tahun 2013 telah terjadi kematian bayi sebanyak
14 bayi.
2.4.3
MMR (Maternal Mortality Rate)
Maternal Mortality Rate
(MMR) atau Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Maternal Mortality Rate
(MMR) atau Angka Kematian Ibu merupakan kejadian hilangnya nyawa seorang wanita pada saat masa kehamilan atau
dalam penghentian kehamilan yang terhitung sejak 42 hari penghentian kehamilan.
Hal tersebut disebabkan yang berhubungan dengan penanganan yang buruk tetapi
bukan dari penyebab kecelakaan atau insidental.
Rumus Maternal
Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu
MMR= (I/T)xk
I: Jumlah kematian ibu akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas
T: Kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
K: konstanta
Tinggi rendahnya Maternal
Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu tergantung kepada:
a.
Sosial ekonomi
b.
Kesehatan ibu
sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas
c.
Pelayanan
terhadap ibu hamil
d.
Pertolongan
persalinan dan perawatan masa nifas
Contoh:
Tahun 2013 di Daerah
Bantul telah terjadi kelahiran bayi berjumlah 3.000 jiwa. Dari proses kematian
ibu sebanyak 30 jiwa. Tentukan nilai Maternal Mortality Rate (MMR) daerah X.
Jawab:
MMR= (30/3.000) x 1000 = 10 Ibu tiap seribu penduduk
Jadi disetiap seribu
penduduk di daerah Bantul pada tahun 2013 telah terjadi kematian Ibu sebanyak
10 jiwa.
2.4.4
ASDR (Age Specific Death Rate)
ASDR
(Age Specific Death Rate) atau Angka kematian menurut usia adalah jumlah
kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu per
1.000 penduduk kelompok umur tersebut.
ASDR
(Age Specific Death Rate) atau Angka Kematian Menurut Usia menunjukkan jumlah
penduduk yang meninggal dunia dari seribu penduduk pada kelompok usia tertentu.
Jumlah penduduk tengah tahun
|
|||
Populasi
|
A
|
B
|
C
|
0 – 4
5 – 39
> 40
|
1500
4000
500
|
500
5000
500
|
500
4000
1500
|
Jumlah kematian
|
|||
0 – 4
5 – 39
> 40
|
120
40
40
|
40
50
40
|
50
20
60
|
ASDR (0/00)
|
|||
0 – 4
5 – 39
> 40
|
80
10
80
|
80
10
80
|
100
5
40
|
CDR (0/00)
|
|||
Populasi
|
A = 33,3
|
B = 21,7
|
21,7
|
Angka kematian menurut
usia dapat dihitung menggunakan persamaan di bawah ini:
Rumus ASDR (Age
Specific Death Rate) atau Angka Kematian Menurut Usia
ASDR= Dx/ (Px x %) x
1.000
ASDR : Angka Kematian Menurut Kelompok Usia
Dx : Jumlah penduduk yang meninggal pada
kelompok usia tertentu
Px : Jumlah penduduk pada kelompok usia
tertentu
K : Konstanta, nilainya 1.000
% : Persentase kelompok penduduk
Contoh:
Pada tahun 2014 jumlah
penduduk Kota Jogja sebanyak 2.000.000 jiwa. Dari jumlah tersebut persentase
kelompok penduduk yang berusia 55–59 tahun adalah 5%. Dalam kelompok usia
tersebut telah terjadi kematian sebanyak 400 orang. Tentukan ASDR kota jogja!
Jawab:
ASDR (55-59) =
{400/(2.000.000 x 5%)} x 1.000
ASDR (55-59) = {400/100.000}
x 1.000
ASDR (55-59) = 4 orang
Jadi pada tahun 2014,
jumlah penduduk Jogja yang meninggal dunia pada kelompok usia 55–59 tahun
adalah 4 orang setiap 1.000 penduduk
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas, dapat di tarik
kesimpulan bahwa mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian
suatu daerah. Dalam hal ini, mortalitas juga dapat di ukuran dengan jumlah
kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala
besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan
kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5
berarti pada populasi 100.000 terdapat
950 kematian per tahun.
3.2 Saran
Dengan
terbentuknya makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi pembaca agar bisa memahami dan mempelajari demografi khususnya
dalam hal mortalitas, karena dari sana kita dapat mengetahui konsep mati, penyebab
kematian,dan Bermacam-macam indikator mortalitas atau tingkat kematian yang umum
di pakai dalam demografi.
PEMBAHASAN SOAL
1.
Berikut ini yang bukan merupakan faktor-faktor
Pro Mortalitas
a.
Adanya bencana alam yang terjadi
b.
Adanya tingkat tindakan bunuh diri&pembunuhan yang tinggi
c.
Adanya tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi
d.
Adanya Kecelakaan lalu lintas
e.
Adanya Penyakit
2.
Menurut konsepnya, terdapat tiga keadaan vital, yang masing-masing saling
bersifat “mutually exclusive”, artinya keadaan yang satu tidal mungkin terjadi
bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital tersebut
adalah:
a. Lahir hidup
b. Mati mendadak
c. Lahir sehat
d. Lahir lalu mati
e. Mmati hidup
3.
Dalam pengukuran mortalitas membutuhkan ketetapan dalam, kecuali
a.
Kelompok orang yang akan diukur (dimaksudkan)
b.
Tipe peristiwa yang akan diukur
c.
Penentuan interval waktu
d.
Tipe peristiwa yang akan diukur
e.
Penentuan waktu kematian
4.
Dalam pengukuran mortalitas yang bukan diukur adalah
a.
CDR
b.
IMR
c.
GFR
d.
MMR
e.
ASDR
5.
Pada 2013, jumlah penduduk di Sleman adalah 200.000 jiwa. Dalam periode 1 tahun
telah terjadi kematian sebanyak 600 orang. Tentukan angka kematian kasarnya di
daerah tersebut
a. 3
orang per seribu penduduk
b.
10 orang per seribu penduduk
c. 2
orang per seribu penduduk
d. 5
orang per seribu penduduk
e. 4
orang per seribu penduduk
6.
Tahun 2013 di Daerah Bantul telah terjadi kelahiran bayi berjumlah 3.000 jiwa.
Dari proses kematian ibu sebanyak 30 jiwa. Tentukan nilai Maternal Mortality
Rate (MMR) daerah X.
a.
12 Ibu tiap seribu penduduk
b.
10 Ibu tiap seribu penduduk
c. 8
Ibu tiap seribu penduduk
d.
11 Ibu tiap seribu penduduk
e. 5
Ibu tiap seribu penduduk
7.
pada pertengahan tahun 1990 di kota X
jumlah penduduk yang berumur 10-14 tahun berjumlah 50.000 orang. jumlah
kematian penduduk yang berumur 10-14 tahun 3000 orang. berapa ASDR umur 10 – 14
tahun ?
a.
60 orang
b.
65 orang
c.
64 orang
d.
70 orang
e.
55 orang
8.
IMR digolongkan menjadi empat kriteria, kecuali
a. golongan sangat tinggi , apabila lebih 125
b. golongan tinggi, apanbila 75-125
c. golongan sedang, apabila 35-75
d. golongan rendah, apabila kurang 35
e. golongan sangat rendah, apabila kurang dari
30
9.
Di kecamatan X pada tahun 1990 jumlah bayi yang lahir ada 25.000 jiwa dan bayi
yang mati ada 2000 jiwa . berapa IMR-nya ?
a.
75 orang
b.
80 orang
c.
65 orang
d.
90 orang
e.
50 orang
10.
Tahun 2013 di Daerah Bantul telah terjadi kelahiran bayi berjumlah
3.000
jiwa. Dari proses kelahiran tersebut 42 bayi meninggal sebelum
mencapai
usia 1 tahun. Tentukan nilai infant mortality daerah X.
a.
15 bayi tiap seribu penduduk
b.
14 bayi tiap seribu penduduk
c.
16 bayi tiap seribu penduduk
d.
13 bayi tiap seribu penduduk
e.
10 bayi tiap seribu penduduk
Jawaban
1. C
2. A
3. E
4. C
5. A
6. B
7. A
8. E
9. B
10.
B
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zainal. 2017. Metode
Penulisan Ilmiah. Tangerang: Pustaka Mandiri
Ahsan, Abdillah dkk. 2016. Mozaik
Demografi Untaian Pemikiran Tentang
Kependudukan
dan Pembangunan.
Jakarta: Salemba Empat
htts://idtesis.com/maternal-mortality-rate-mmr/2014/18
http://kedokteranmuslim.wordpress.co./2012/01/17/infant-mortality-rate-imr/15/12/2017
tingkat-kematian-menurut-umur-asdr/amp/15/12/2017
kematian/15/12/2017
https://sauoniexperience.wordpress.com/2011/07/01/angka-kematian-kasar-crude-death-ratecdr/15/12/2017
Comments
Post a Comment