Penyakit LGBT Skip to main content

Penyakit LGBT


LGBT

KESMAS COMMUNITY - Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender
LGBT atau GLBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay"[1] karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.[2]

Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender". Kadang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender.
Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri. Istilah ini juga digunakan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya

Tidak semua kelompok yang disebutkan setuju dengan akronim ini.[7] Beberapa orang dalam kelompok yang disebutkan merasa tidak berhubungan dengan kelompok lain dan tidak menyukai penyeragaman ini.[8] Beberapa orang menyatakan bahwa pergerakan transgender dan transeksual itu tidak sama dengan pergerakan kaum "LGB".[9] Terdapat pula keyakinan "separatisme lesbian & gay", yang meyakini bahwa kelompok lesbian dan gay harus dipisah satu sama lain.[8][10] Selain itu, ada juga yang tidak menggunakan istilah ini karena mereka merasa bahwa: akronim ini terlalu politically correct; akronim LGBT merupakan sebuah upaya untuk mengategorikan berbagai kelompok dalam satu wilayah abu-abu; dan penggunaan akronim ini menandakan bahwa isu dan prioritas kelompok yang diwakili diberikan perhatian yang setara.[9][11] Di sisi lain, kaum interseks ingin dimasukkan ke dalam kelompok LGBT untuk membentuk "LGBTI" (tercatat sejak tahun 1999[12]).[13] Akronim "LGBTI" digunakan dalam The Activist's Guide of the Yogyakarta Principles in Action.[14]

Melakukan pelegalan pernikahan sesama jenis dan LGBT secara umum memberikan dampak bahaya bagi kesehatan dan juga kehidupan sosial. Untuk masalah keshatan, maka akan terdapat berbagai penyakit berbahaya yang beresiko tinggi terkena pada para pelaku LGBT.

Secara naluri atau fitrahnya, manusia diciptakan untuk saling berpasangan antara pria dan wanita. Dimana membangun hubungan guna membina rumah tangga, nantinya akan mempunyai keturunan dari proses hubungan biologis.

Kehidupan yang sesuai fitrah dan sehat akan sangat penting dalam menjalani hidup dengan nyaman dan tentram

Bahaya LGBT bagi kesehatan

Prof. DR. Abdul Hamid Al-Qudah, dia adalah seorang spesialis penyakit kelamin menular dan AIDS di asosiasi kedokteran Islam dunia (FIMA). DR. Abdul Hamid El-Qudah menulis sebuah buku yang cukup menarik, yang judulnya Kaum Luth Masa Kini.

Pada hal. 65-71 dari buku tersebut dijelaskan tentang bahaya yang ditimbulkan dari LGBT bagi kesehatan.

Efek buruk yang ditimbulkan yaitu bahwa 78% pelaku homo seksual terjangkit penyakit kelamin menular.

Kemudian dari penelitian yang dilakukan Cancer Research di Inggris, mendapatkan sebuah hasil bahwa homoseksual lebih rentan terkena kanker.

Penelitian yang dilakukan selama tahun 2001, 2003, dan 2005, yang penelitian tersebut dengan 1.493 pria dan 918 wanita mengaku sebagai gay dan lesbian. Ada sebanyak 1.116 wanita mengaku berorientasi biseksual.

Dan hasil akhiir penelitian bahwa gay dapat dua kali lebih tinggi terkena resiko kanker apabila dibandingkan pria heteroseksual (normal).

Terdapat beberapa jenis kanker yang rentan akan dialami oleh para pelaku LGBT.

Berikut di bawah ini beberapa penjelasan dari bahaya LGBT bagi kesehatan:

1. Kanker anal (Kanker pada dubur)
Kemungkinan besarnya pelaku gay terkena kanker karena virus HPV (Human Papillomavirus). Dimana kemunculannya tersebut ditularkan dengan melakukan hubungan seksual melalui dubur, yang akhirnya menjadi penyebab tubuh terkena kanker anal.

Kalau diperhatikan bahwa cara hubungan seksual dari pelaku gay yaitu melakukan seks anal, sehingga pelaku gay ini sangat berisiko tinggi terkena kanker anal.

Adapun kasus kanker anal yang terbanyak terjadi ditemukan pada pria gay yang juga positif terkena virus HIV. Dan tingkat kedua terbanyak pasien kanker anal yaitu pria gay yang tidak terjangkiti virus HIV.

Sehingga penyakit kanker anal ini dapat dikatakan dimonopoli oleh pelaku gay ini.

Resiko tinggi tubuh terkena kanker anal juga berlaku pada pasangan normal yang melakukan hubungan seks anal, sehingga bentuk hubungan seperti itu perlu dihindari.

2. Kanker mulut
Umumunya diketahui bahwa penderita kanker mulut kebanyakan adalah para perokok, dan dari perjalanan dari waktu ke waktu, muncul hal yang ajaib tentang pelonjakan jumlah kanker mulut hingga 225%, yaag terjadi pada tahun 1974 .

Dari informasi di situs Dallasvoice.com, dilakukan sebuah studi di New England Journal of Medicine, dan hasil penelitian yang dilakukan tersebut menemukan kesimpulan bahwa rokok bukanlah satu-satunya yang menjadi penyebab kanker mulut.

Bahkan pihak yang berisiko paling tinggi terkena kanker mulut yaitu mereka yang melakukan oral seks dengan enam atau lebih dari partner seks yang berbeda-beda.

Sehingga dapat dibayangkan apabila oral seks dilakukan oleh para gay bersamaan dengan banyak pasangan yang berbeda-beda. Dapat ditebak bahwa kebiasaan mengerikan seperti ini jadinya membuat tubuh sangat berisiko tinggi terkena kanker mulut. Masalah ini ditambah lagi dengan para gay yang terkena virus HIV, dimana seperti diketahui bahwa virus ini mengakibatkan sistem imun tubuh menurun drastis.

Saat seorang gay terkena virus HIV, maka akan menghadapi bahaya besar berupa risiko yang sangat tinggi terkena kanker.

3. Meningitis (Radang selaput otak)
Sebuah penggalan tulisan di DetikHealth yang cukup menarik yaitu "New York Diserang Wabah Radang Otak karena Hubungan Seks Sembarangan".

Meningitis sebenarnya bisa disebabkan dari beberapa penyebab, seperti karena terjadinya infeksi mikroorganisme, masalah peradangan tubuh, kanker dan penggunan obat-obatan yang salah.

Dan dari tulisan di DetikHealth itu disebutkan bahwa New York dihebohkan dengan mewabahnya penyakit meningitis akibat penularan dari hubungan seksual, yang ini teutama ditunjukan bagi pelaku LGBT yang melakukan hubungan sesama jenis.

Adapun bakteri meningitis mengakibatkan terjadinya infeksi pada membran selaput otak, yang tanda-tanda awalnya yaitu berupa mutah-muntah, demam, sakit kepala, leher terasa kaku, hingga juga muncul ruam yang biasanya muncul 10 hari setelah tubuh terkena infeksi tersebut.

Dan penyakit radang selaput otak apabila tidak segera diobati, bisa mengakibatkan terjadinya masalah sangat buruk yaitu kerusakan otak, yang akhirnya bisa menghantarkan seseorang pada kematiannya.

5. HIV/AIDS
Virus HIV ini umumnya oleh orang-orang dikaitkan dengan masalah hubungan seksual bebas, termasuk sering berganti pasangan.

Dan kaum gay ini punya resiko tinggi mendapatkan penyakit HIV/AIDS, yang penyakit virus ini membuat tubuh kehilangan kemampuan dalam mepertahankan dirinya diakibatkan oleh kaum gay yang selalu berganti ganti pasangan saat berhubungan seksual.

6. Dampak sosial
Pada sebuah studi yang dilakukan, didapatkan data-data bahwa seorang gay punya pasangan antara 20-106 orang per tahunnya. Adapun pasangan zina (pasangan hetroseksual tetapi di luar pernikahan) tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya.

Pada penelitian yang serupa, bahwa sekitar 43% dari golongan kaum gay, yang didapatkan data-datanya dengan pencermatan yang teliti.

Ditemukan bahwa sekitar 43% kaum gay tersebut selama hidupnya melakukan homo seksual dengan 500 orang bahkan lebih.

Bahkan, diantaranya itu ada sekitar 28% yang melakukannya dengan lebih dari 1000 orang.

Sekitar 79% dari mereka mengatakan bahwa pasangan sejenisnya itu merupakan orang yang tidak dikenalinya sama sekali.
Akibat perilaku yang dilakukan para gay ini, maka tidak jarang mereka akan dikucilkan secara sosial kehidupan.
7. Dampak Pendidikan
Untuk dampak pendidikan juga tidak kalah memprihatinkannya, dimana siswa atau siswi yang menganggap dirinya sebagai sebagai penyuka sesama jenis, menghadapi permasalahan putus sekolah 5 kali lebih besar dibandingkan dengan siswa normal.

Hal ini terdapat terjadi karena mereka tidak nyaman disekolah.

8. Dampak Keamanan
Kaum homo seksual memberikan peran sebesar 33% pelecehan seksual pada anak-anak di Negara Amerika Serikat, dimana yang cukup mencengangkan bahwa populasi kaum homo ini sebenarnya hanya 2% dari keseluruhan penduduk Amerika.

Yang hal itu berarti bahwa 1 dari 20 kasus homo seksual bentuknya adalah pelecehan seksual pada anak-anak.

Adapun 1 dari 490 kasus perzinaan bentuknya adalah pelecehan seksual pada anak-anak (Psychological Report, 1986, 58 pp. 327-337).

9. Dampak lainnya
Pelaku LGBT akan sangat rentan terkena virus, seperti HIV, sifilis, hepatitis, dan infeksi Chlamydia. Bahaya LGBT lainnya bagi kesehatan yaitu resiko terjadinya luka dan pembengkakan pada sistem pembuangan.

Dimana lubang anal yang seperti kita ketahui seharunya digunakan sebagai pembuangan kotoran, maka hal yang salah jika digunakan sebagai pelampiasan hawa nafsu seksual. Sehingga akibat yang sangat mengerikan adalah terluka dan terinfeksi, hingga lebih buruk lagi timbulnya nanah.

Selain itu akibat kelakukan LGBT ini menimbulkan perubahan perilaku pada pelakunya, dimana akan cenderung mengakibatkan hal negatif pada sistem syaraf, serta penurunan pada kemampuan kerja sistem otak.

Dimana kalau kita lihat seorang gay merasa lebih nyaman dengan penyelewengan yang dilakukannya, walaupun mungkin mereka menyadari bahwa apa yang dilakukan adalah hal yang salah, sehingga akibatnya hal itu membuat mereka menurun dalam kemampuan berpikir realistis

Cara mencegah dan menghadapi LGBT
Untuk menghadapi masalah LGBT di Indonesia ini, maka dari penjelasan para ahli dalam mengatasi LGBT dalam jangka pendeknya, maka perlu ditinjau lagi peraturan perundang-undangan yang memberikan kebebasan dalam praktik hubungan seksual sesama sejenis.

Dimana Pemerintah dan DPR perlu untuk segera membuat program dan kebijakan yang dapat mencegah menularnya legalisasi LGBT dari negara-negata barat seperti Amerika Serikat salah satunya.

Cara selanjutnya yaitu masyarakat Indonesia hendaknya sadar dan peduli untuk mengajukan gugatan judicial review terhadap kebijakan dan pasal-pasal KUHP yang isinya hanya akan memberikan jalan terjadinya tindak kejahatan seksual.
Cara selanjutnya yaitu dengan perkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Mahasiswa dan pemuka agama memiliki peranan penting dalam membendung LGBT
Kemudian Perguruan Tinggi perlu secara resmi dan besar-besaran mendirikan Pusat Kajian dan Penanggulangan LGBT, yang perlu secara konsisten dan komprehensif dilakukan.

Dan juga jangan mau kalah bahwa pihak masjid dan ahli agama memberikan nasehat untuk meninggalkan perbuatan keji LGBT ini, karena jelas prilaku ini bertentangan dengan norma-norma agama..

Intinya Pemerintah dan masyarakat hendaknya menjadi patner sejati untuk kampanye besar-besaran dalam memperbaiki kondisi masyarakat yang terancam dari bahaya LGBT ini.

Dan khusus individu-indivdu masyarakat hendaknya getol alam memberikan nasehat dan menyuarakan kebenaran.

Kemudian orang-orang yang sadar baru dari kelakukan LGBT yang dilakukannya maka prlu didampingi secara intensif, sehingga mereka tidak lagi kembali kepada perbuatan kejinya dahulu.

Untuk itu tentunya perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang baik agar masalah LGBT ini dapat teratasi dengan izin Allah Azza wa Jalla.

Cara mencegah bahaya propaganda LGBT pada Anak
Aktivitis LGBT yang semakin gencar mempropagandakan lesbian, gay, biseksual, dan transgender membuat banyak orang tua resah, dimana salah satu bentuk propaganda LGBT yang mereka lakukan adalah mempromosikan kelakuan hubungan sesama jenis kepada anak-anak.

Tentu saja fenomena ini bagi orang tua adalah hal yang sangat mengerikan. Sehingga orang tua perlu mencari cara supaya anak dapat terhindar dari kampenye propaganda LGBT ini.

Untuk mencegah anak dari bahaya propaganda LGBT, berikut beberapa hal yang perlu diketahui orang tua:
Orangtua hendaknya perlu memberitahu tentang keburukan yang ditimbulkan dari LGBT kepada anak, sebelum nanatinya anak tahu mengenai LGBT dari pihak aktivitis yang mengkampanyekan perilaku keji ini.
Orang tua hendaknya dapat berperan sebagai teman yang baik, sehingga anak dapat terbuka dngan orang tua mengenai keadaan dirinya.
Orang tua perlu punya sikap yang jelas untuk menentang hubungan sesama jenis yang keji. Orang tua dapat memberikan alasannya dari berbagai aspek, baik dari segi agama, kehidupan sosial, hubungan seksual yang secara biologis, dan kesehatan.
Apabila orang tua sudah melihat tanda-tanda LGBT di diri anak, maka memarahi, mencela dan menjauhi si anak adalah hal yang tidak tepat untuk dilakukan. Yang perlu dilakukan orang tua adalah berfikir untuk mencari solusi dan bisa juga berkonsultasi dengan ahlinya dalam penanganan kasus LGBT, sehingga Orang tua dapat memberikan penanggulangan yang tepat

Comments

  1. Prediksi terjitu mbah jambrong baca disini untuk lengkapnya https://angkamistik.site/prediksi-togel-sgp-mbah-jambrong-9-juni-2019-akurat/

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Makalah Mortalitas Ilmu Kependudukan

MORTALITAS Makalah yang Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Dasar Ilmu Kependudukan Semester I/2017 Oleh Kelompok 2 KATA PENGANTAR             Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dasar ilmu kependudukan sesuai ketentuan yang berlaku. Adapun penyusunan makalah ini melalui proses yang cukup singkat, yaitu sekitar 1 minggu dimulai sejak tanggal 11 Desember 2017. Makalah yang berjudul “Mortalitas” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah dasar ilmu kependudukan dan diharapkan melalui makalah ini, kami selaku penulis dapat lebih memahami kaidah bahasa Indonesia dan mampu menerapkan metode penulisan karya ilmiah dengan konsisten. Adapun isi dari makalah ini yaitu memuat materi perkuliahan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan m...

Pengertian KUDIS

KUDIS KESMAS COMMUNITY - Kudis merupakan salah satu penyakit kulit yang menular. Kudis disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau-tungau tersebut akan menggali liang untuk bersarang di bawah lapisan kulit. Daerah di sekitar sarang tersebut kemudian akan terasa sangat gatal, terutama pada malam hari, dan akhirnya membentuk ruam. Kudis biasanya memiliki masa inkubasi sekitar 30-60 hari sebelum muncul rasa gatal dan ruam. Pada anak-anak, ruam tempat tungau bersarang sering muncul pada kulit kapala, wajah, leher, telapak tangan, dan telapak kaki. Sementara para pengidap dewasa umumnya mengalami gejala ini pada sela-sela jari, ketiak, sekitar selangkangan, pergelangan tangan, siku, sekitar payudara, dan puting, telapak tangan dan kaki, bokong, serta organ intim. Tungau ini tahan terhadap air hangat serta sabun, jadi tidak bisa diberantas walau pengidap sudah menggosok tubuh sampai bersih pada saat mandi. Penularan dan Pencegahan Kudis      ...